Sinopsis K-Drama Memories of the Alhambra Episode 1

Sinopsis Drama Memories of the Alhambra

indokpopers.com - Drama ini bergenre roman-fantasi, disutradai oleh sutradara yang mengarahkan drama Forest of Secrets dan Penulis dari W Two Worlds. Drama ini mengarahkan penonton ke cerita yang menegangkan di antara dunia nyata dan dunia virtual. Cerita diawali dengan para pemeran yang bertemu di persimpangan dunia virtual di Granada, Spanyol. Mari kita langsung saja simak rangkuman cerita drama Memories of the Alhambra Episode 1 di bawah ini.

Di Barcelona, seorang lelaki muda yang kelelahan sedang berbicara kepada seseorang di telepon umum dengan terburu-buru. Dia bernama Jung Se Joo (Chanyeol Exo). Dia tiba-tiba melihat sekeliling dengan ekspresi ketakutan. Dia dengan cepat memberitahu orang itu untuk bertemu di asrama di Granada sebelum menjatuhkan telepon dan melarikan diri.

Se joo berlari menyelamatkan dirinya melalui jalan-jalan pada malam hari di Barcelona, seperti dikejar oleh seseorang atau sesuatu, tetapi kita tidak dapat melihat dari mana dia mengejar. Se-joo akhirnya berhasil naik kereta dan tampaknya aman dari kejaran.

Ketika Se-joo sampai di kabinnya, salah satu teman sekamarnya meminta Se-joo membangunkannya ketika mereka telah sampai di Granada. Se-joo pun mengangguk sambil memeluk lututnya di tempat tidurnya. Se-joo terbangun oleh pengumuman bahwa mereka telah dekat dengan tujuan Granada dan membangunkan teman sekamarnya seperti yang dijanjikan. Orang itu pun mengangguk dan berbalik, masih tertidur.

Tiba-tiba, cuaca yang cerah berubah menjadi badai, dan Se-joo melihat awan gelap disertai hujan dengan tatapan khawatir. Dia membuka pintu kabin, matanya melebar saat melihat seseorang. Orang itu menembak dengan senjata api, darah terciprat di tempat tidur Se-joo dan menembus jendela kereta.

Ketika kereta tiba di Stasiun Granada, cuaca telah berubah kembali cerah. Saat teman sekamarnya pergi, dia menyadari bahwa Se-joo meninggalkan ranselnya di kereta. Ini adalah akhir cerita dari pemuda yang bernama Se-joo tersebut.

Pemilik Bonita Hostel Jung Hee Joo (Park Shin-hye) terbangun karena bel pintu yang berbunyi. Sudah lewat jam 1 pagi. Sambil mengantuk  dia terbangun dari sofa untuk menyambut tamu di pintu. Dia adalah Yoo Jin Woo (Hyun Bin), dan dia bertanya apakah dia memiliki kamar kosong. Muncul narasi "Di sinilah ceritanya dimulai. Orang itu mencari saya, dan saya mencari orang itu, di sini, di Granada."

Hee-joo memeriksa kamar dan mencatat bahwa kebanyakan orang membuat reservasi. Jin-woo menjelaskan bahwa dia sedang dalam perjalanan bisnis di Barcelona dan perlu melakukan perjalanan mendadak ke Granada. Dia menawarkan dua pilihan kamar, ganda atau quad. Tetapi Jin-woo menginginkan kamar untuk satu orang.

Dia kemudian teringat bahwa ia masih memiliki satu kamar single di lantai enam. Jin-woo dengan senang hati setuju untuk mengambil kamar tersebut sebelum menyadari bahwa hostel itu tidak memiliki lift. Hee-joo menyarankan dia untuk pindah ke hotel, tetapi dia bersikeras ingin tinggal di hostel.

Hee-joo menawarkan dia kamar dengan ruang terbuka di lantai dua, tapi setelah melihat kekacauan ruangan, Jin-woo memutuskan untuk mengangkut barang-barangnya ke lantai enam. Hee-joo meminta maaf lalu kemudian membawanya ke lantai enam. Jin-woo menggendong kopernya di pundak, karena ia tidak mau kopernya tergores.

Begitu mereka tiba di kamar yang terletak di lantai 6, ternyata ruangan tersebut malah terlihat seperti gudang dengan perabotan tertumpuk di pojok dan debu dimana-mana. Hee-joo buru-buru mencoba membuka jendela untuk mendapatkan udara segar dan meminta maaf karena ia tidak sempat membersihkan kamar kemarin.

Jin-woo menyindir bahwa dia pasti tidak membersihkan ruangan tersebut sejak lama. Hee-joo sekali lagi menyarankan ia untuk pindah ke hotel, tetapi barang bawaannya malah terantuk ke tangga lagi.

Ketika Hee-joo kembali ke lantai dasar, neneknya bertanya tentang tamu larut malam mereka. Hee-joo menggambarkan tamu itu sebagai orang kaya, mengenakan pakaian bermerek dari ujung rambut hingga ujung kaki, dan bertanya-tanya mengapa ia tidak tinggal di hotel. Nenek mengira bahwa dia bisa saja mengenakan aksesoris palsu, dan Hee-joo mengangguk setuju.

Dengan perasaan jijik, Jin-woo mencoba membersihkan jaring laba-laba di kamarnya dengan sapu dan kekacauan demi kekacauan terus terjadi. Dia menarik pegangan ketika mencoba membuka jendela, ia mendapati kertas toilet yang diremas untuk menyumpal lubang tikus, dan berurusan dengan toilet yang tidak mau tersiram.

Ketika mencoba menyiram toilet dengan air yang kotor, Jin-woo menerima panggilan dari sekretarisnya di hotel di Barcelona. Sekretaris Seo Jung Hoon (Min Jin-woong) berpikiran itu tidak masuk akal bahwa Jin-woo pergi ke Granada pagi itu, tetapi Jin-woo mengatakan kepadanya apa yang benar-benar tidak masuk akal: Ketika dia mencoba untuk membangunkan sekretarisnya untuk perjalanan dadakan ke Granada, sekretarisnya yang mabuk malah tidak mau mengalah dan bahkan mengutuk Jin-woo dalam tidurnya, jadi dia datang ke Granada sendirian.

Sekretaris Seo dengan rasa malu jatuh berlutut dan menjelaskan bahwa dia merayakan malam terakhir mereka di Barcelona. Jin-woo memerintahkan Sekretaris Seo untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya setelah sampai di Seoul dan menutup telepon. Sekretaris Seo terlihat hancur. Namun Jin-woo kembali menelepon dan memerintahkan dia untuk pergi ke Granada pada penerbangan pagi pertama.

Setelah Jin woo berhasil membersihkan toilet yang kotor, dia mencoba untuk mengisi batre teleponnya ke stopkontak di kamarnya, tetapi stopkontaknya ditutup dengan lakban, jadi Jin woo pergi ke dapur di lantai dasar. Saat dia mengisi ulang daya ponselnya, dia mengirim SMS kepada seseorang bernama Choi Yang-joo yang menanyakan berapa lama lagi, dan Yang-joo menjawab bahwa dibutuhkan sekitar 30 menit lagi.

Jin-woo memasak ramyun sendiri sambil menunggu, kemudian seorang gadis muda memasuki dapur. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Jung Min Joo (Lee Re), dan Jin-woo salah mengasumsikan bahwa dia adalah putri pemilik hostel. Min-joo mengoreksi dia bahwa Hee-joo yang berusia 27 tahun adalah kakak perempuannya.

Dia mengatakan kepadanya untuk mengabaikan tariannya (latihan) untuk audisinya di minggu depan. Ketika Jin-woo meninggalkan pancinya di wastafel, Min-joo memberitahu dia untuk membersihkan piringnya segera, namun dia enggan melakukannya. Kemudian, akhirnya menerima pemberitahuan (sms) dari Yang-joo bahwa hal yang ditanyakan sebelumnya sudah selesai.

Jin-woo keluar dari hostel dan berjalan melalui malam saat ia menceritakan, "Kebanyakan orang datang ke Granada untuk Alhambra Palace, tapi aku datang untuk melihat sesuatu yang lain - sesuatu yang lebih mistis dari Alhambra." Dia mencapai air mancur di tengah dari sebuah plaza dan melihat bangunan di sebuah bukit yang jauh meledak penuh dengan kobaran api. Kemudian, sebuah batu api terlempar ke arahnya dan meledak di udara, runtuh ke tanah di sekelilingnya.

Jin-woo melihat lebih dekat pada sosok yang ada di balik debu. Sosok itu adalah kesatria abad pertengahan dengan panah menusuk punggungnya, menunggang kuda ke arahnya. Jin-woo berdiri dengan hati-hati saat ksatria itu berhenti di depannya, kemudian ksatria itu membuat kudanya meringkik, yang membuat Jin-woo terkejut. Ksatria itu mati terguling ke tanah, lalu kudanya berlari melewati jalan-jalan, tetapi tidak ada pejalan kaki lain yang tampaknya melihat keributan itu.

Setelah melihat ksatria itu dari dekat, Jin-woo melihat ke arah patung di alun-alun karena tiba-tiba berubah menjadi seorang pejuang sejati. Prajurit itu melompat dari tumpuan dan membanting pedangnya ke tanah, menyebabkan ledakan debu. Jin-woo jatuh ke tanah dan terlihat ketakutan saat prajurit mendekatinya dengan pedang.

Kemudian, prajurit itu mengayunkan pedangnya pada Jin-woo. Dia melihat darah menetes ke tanah, dan kita akhirnya tahu bahwa dia memakai lensa kontak khusus. Kami melihat dunia dari sudut pandangnya: Sebuah program komputer memberi tahu Jin-woo bahwa prajurit membunuhnya dan mengeluarkannya (log out seperti di game).

Setelah keluar dari situasi menegangkan tadi, darah dan puing menghilang. Jin-woo bernafas lega sebelum tersenyum. Melalui earphonenya, dia berbicara dengan rekannya Yang-joo, yang terpesona oleh permainan augmented reality (AR) ini. Yang-joo mengigau cemburu ketika Jin-woo menegaskan bahwa itu terasa begitu nyata sehingga dia percaya bahwa dia sedang sekarat, yang merupakan hal yang lucu.

Jin-woo mengeluarkan lensa kontak, masih panas dari program, dan Yang-joo memprediksi bahwa bentuk AR ini bisa lepas landas di pasar dalam tahun depan. Mereka bertanya-tanya siapa jenius gila ini.

Mundur ke 4 jam sebelumnya - Jin-woo terbangun di tengah malam untuk mengambil panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Ini adalah panggilan dari ponsel prabayar Se-joo, yang dengan gugup menjelaskan bahwa dia menerima tawaran dari CEO Cha Hyung-seok (yang tampaknya teman Jin-woo) tetapi tidak ingin menjual permainannya kepada orang jahat.

Dia perlu membuat keputusan pada hari berikutnya dan mengatakan Jin-woo memeriksa emailnya. Dia segera memberitahu Jin-woo untuk bertemu di Bonita Hostel di Granada sebelum lari. Jin-woo tampaknya bingung dengan panggilan tiba-tiba dan mencoba menelepon kembali, tetapi tidak ada yang menjawab. Matanya melebar ketika ia membuka file terlampir dan segera keluar dari tempat tidur untuk menggali lebih dalam di laptopnya.

Jin-woo membuat panggilan ke orang misterius yang disimpan di ponselnya sebagai "A" (cameo oleh Park Hae-soo) dan menanyakan detail tentang tempat tinggal Cha Hyung-seok di Barcelona. Sepertinya seseorang telah menyadap salah satu ponsel mereka dan memonitor percakapan. Ketika Jin-woo mengemas kopernya, dia berkada pada "A" bahwa dia menuju Granada untuk memeriksa program itu sendiri.

Kembali ke masa kini di Granada, Jin-woo memberitahu Yang-joo bahwa mereka hanya bisa menunggu programmer misterius mereka muncul. Sampai saat itu, Jin-woo mengatakan bahwa dia akan terus berusaha naik level dalam game untuk menemukan kekurangan dalam game tersebut. Sementara itu, di kantor Seoul, Yang-joo berbagi permainan AR itu dengan Sutradara Park yang superior.

Jin woo memasang kembali lensa kontaknya dan kembali ke permainan, yang terjadi di Granada pada tahun 1492, selama perang antara Aragon dan kerajaan Nasrid. Dia menggesek melalui layar virtual, dan permainan menginstruksikannya untuk mengikuti peta untuk menemukan senjata dasar yang diberikan kepada semua pemain level 1.

Jin-woo mengikuti navigasi realitas virtual ke tujuannya: kamar mandi di restoran yang ramai. Dia diharuskan mencari senjata disana, jadi dia mencari cermin dan tenggelam untuk mengambil senjata apa pun. Kemudian, dia menarik sebuahh rantai, dan terbukalah jendela virtual dari langit-langit yang mengeluarkan pedang.

Pedang itu turun dari langit-langit, dan Jin-woo meraihnya dengan kagum. Program ini memberi tahu dia bahwa ini adalah satu-satunya senjata yang tersedia untuk level 1 dan bahwa dia harus naik level untuk meningkatkan senjatanya. Di tempat lain, rekan-rekannya Yang-joo dan Direktur Park mengagumi senjata yang realistis, dan Jin-woo menegaskan bahwa itu terasa nyata.

Di kamar mandi, seorang pria mabuk melihat gerakan Jin-woo dan menganggap dia mabuk. Saat Jin-woo keluar dari restoran, dia melambaikan pedangnya, yang tidak terlihat oleh orang lain.

Dia kembali ke patung di alun-alun dengan pedang virtualnya, dan seperti sebelumnya, prajurit itu melompat turun dari tumpuannya. Kali ini, Jin-woo membela diri dengan pedangnya, tetapi dia dipukul mundur oleh kekuatan besar musuhnya. Ketika dia melihat sekeliling, musuhnya telah menghilang, tetapi prajurit itu melompat dari atas dan menyerangnya. Prajurit Nasrid membunuh Jin-woo lagi, dan dia keluar dari game tersebut untuk yang kedua kalinya.

Menyesuaikan dengan permainan, Jin-woo mengambil tantangan lagi dan melawan musuh patungnya sekali lagi. Tapi kali ini, pedang berkaratnya patah, dan dia kehilangan nyawa dan senjatanya. Ketika mereka menonton, Yang-joo dan Sutradara Park mengejek Jin-woo karena penampilannya yang buruk, mengatakan bahwa ia akan membutuhkan waktu satu tahun untuk naik level pada tingkat ini.

Jin-woo log in untuk keempat kalinya - kali ini tanpa senjata, jadi dia kembali ke kamar mandi restoran untuk mengambil pedang virtual. Pelayan yang menyambutnya pada kunjungan pertamanya menatapnya dengan aneh dan bertanya-tanya apakah dia datang hanya untuk menggunakan kamar mandi. Jin-woo menghadapi prajurit Nasrid beberapa kali sementara rekan-rekannya sekarang menonton kegagalan berulang-ulang sambil mengunyah popcorn.

Sepanjang malam, Jin-woo bertarung, mati, dan mengunjungi kembali kamar mandi restoran untuk pedang virtualnya sementara rekan-rekannya menggelengkan kepala karena ketidakmampuannya. Pertarungan level 1-nya tampak berulang dan dapat diprediksi sampai dia beralih ke medan perang dan berdiri di samping mobil. Pada awalnya, dia tidak melihat ksatria di mana pun, tetapi tiba-tiba, ksatria mendarat di atas mobil, menghancurkan kaca dan merusak bagian atasnya.

Jin-woo dan rekan-rekannya membeku kaget dan kagum bahwa program ini memasukkan item kehidupan nyata ke dalam permainan secara real time. Prajurit itu membunuh Jin-woo dan mematahkan senjata sekali lagi, tetapi Jin-woo tersenyum dalam kegembiraan.

Ketika Jin-woo kembali ke restoran untuk mengambil senjatanya, restoran tersebut sudah tutup. Dia melambaikan tangan para pekerja untuk membiarkannya masuk dan memberi pelayan yang jengkel itu uang tunai agar tetap terbuka selama satu jam lagi.

Malam pun berubah menjadi siang, beberapa lansia yang bingung melihat Jin-woo terus memukul dan berguling melawan musuh yang tak terlihat. Dari sudut pandang Jin-woo, dia bertarung dengan seluruh kekuatannya melawan prajurit Nasrid dan akhirnya berhasil melukai dia dengan pedangnya. Dia menghembuskan nafas dalam pertarungan terakhir ini dan mengayunkan pedangnya pada prajurit yang terbang ke arahnya. Prajurit itu pingsan karena kekalahan, dan Jin-woo akhirnya naik level.

Musuh yang mati menghilang, dan Jin-woo dituntut untuk melakukan misi baru: 'Temukan Kunci Ksatria'. Dia meraih air mancur dan mendapatkan kunci, yang diinstruksikan oleh program yang digunakan untuk menemukan senjata barunya. Jin-woo terlihat senang dan pingsan ke tanah dengan puas.

Melalui lsuara dari earpiece, Direktur Park mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak dapat menemukan kekurangan - hanya saja itu terlalu adiktif. Dia memperingatkan Jin-woo untuk tidak kalah bertaruh pada game AR ini, dan Jin-woo meyakinkannya bahwa dia tidak memiliki rencana untuk membiarkan ini lolos dari jari-jarinya.

Berbaring di tanah, ia membayangkan bagaimana permainan ini bisa menjadi masa depan di seluruh dunia dan bagaimana Granada akan menjadi terkenal - bukan untuk Alhambra Palace tetapi sebagai kota magis, kiblat bagi semua pengguna. Dia mengakui, "Begitu saya membayangkan masa depan ini, saya menjadi takut dan putus asa pada kemungkinan bahwa saya bisa kehilangan permainan ini."

Jin-woo kembali ke hostel dan secara kebetulan pemilik hostel Hee-joo tiba dengan skuternya. Dia mengatakan kepadanya bahwa dia berencana membersihkan lantai enam terlebih dahulu, dan dia tidak menyetujuinya karena kelelahan. Saat dia menaiki tangga, dia khawatir programmer misterius itu sudah menandatangani game itu kepada CEO Cha Hyung-seok.

Jin-woo menggerutu saat dia kembali menuruni tangga ke dapur untuk mengisi baterai teleponnya. Dia memasak kembali ramyun dan menjawab panggilan dari penyidik "A," yang melaporkan bahwa Cha Hyung-seok membatalkan seluruh jadwalnya untuk hari ini. Jin-woo khawatir bahwa dia sudah kalah dalam pertandingan dengan rivalnya, tetapi "A" tidak berpikir demikian.

"A" berbagi rincian tentang programmer misterius: Jung Se-joo yang berusia 17 tahun. "A" juga secara ilegal meretas emailnya. Jin-woo tampaknya khawatir programmer ini masih di bawah umur. Kemudian panggilannya terganggu oleh alarm kebakaran, yang dipicu oleh ramyun yang terbakar di atas kompor.

Terganggu oleh suara itu, Jin-woo mematikan kompor dan membuka jendela sebelum pergi keluar untuk melanjutkan panggilannya. Tetapi panggilan terputus dari koneksi Bluetooth yang buruk, dan Jin-woo tidak dapat membawa ponselnya ke luar karena baterai rendah. Dia menemukan Hee-joo mencoba untuk mematikan alarm kebakaran yang sensitif dan menggerutu padanya untuk mematikan alarm lebih cepat.

Jin-woo mencoba untuk kembali melakukan panggilannya, tapi Hee-joo terus memarahinya dengan kasar. Saat alarm mati, Jin-woo memutuskan untuk menelepon kembali nanti dan menyalahkan Hee-joo. Dia menjelaskan bahwa dia menyalahkannya karena dia adalah pemilik hostel yang kacau ini.

Sebagai seorang bisnisman, Jin-woo mengatakan bahwa dia membenci pemilik bisnis biasa-biasa saja seperti dirinya. Dia meremehkan hostel tersebut karena tidak memiliki apapun selain ramyun gratis dan berteriak keluhan tentang toilet yang tersumbat, lubang tikus, jendela yang rusak, tangga, dan outlet rusak. Hee-joo dengan gugup mengeluarkan sanggahan bahwa dia menyarankan pindah ke hotel.

Jin-woo dengan tegas memperingatkannya bahwa jika transaksi senilai satu miliar won ini gagal, dia akan menjadi penyebabnya. Hee-joo meminta maaf tetapi juga menuduh dia berperilaku buruk.

Hee-joo membungkuk dan menangis karena kata-kata kasarnya sementara Jin-woo belajar lebih banyak tentang programmer misterius, yang membutuhkan persetujuan wali karena ia masih di bawah umur. “A” mengatakan kepadanya bahwa orang tua programmer telah meninggal dunia, jadi wali resminya adalah kakak perempuannya: Jung Hee-joo, pemilik Bonita Hostel.

Jin-woo berhenti dan sadar bahwa ia telah tinggal di Bonita Hostel dan melihat Hee-joo yang terisak-isak. "A" mengatakan bahwa Hee-joo sepertinya tidak tahu apa-apa, berdasarkan email yang ditukarkannya dengan saudara programmernya. Jin-woo menatapnya dari pintu dapur, dan Hee-joo membalas tatapannya.

Jin-woo menceritakan, “Beginilah keajaiban dimulai dalam kehidupan Hee-joo. Hee-joo memiliki otoritas atas inovasi teknologi masa depan. Dan seperti semua putri dongeng, dia tidak tahu identitasnya, tinggal di rumah yang buruk, dan membiarkan serigala berkeliaran.”

*TO BE CONTINUED*

Share this post